Senin, 15 Juni 2009

Jilbab Mini si Mini *
Jilbab bukanlah sekedar produk budaya pada suatu masa saja atau hasil ijtihad para ulama, ia merupakan kewajiban bukan symbol seperti halnya kalung salib yang digunakan umat nasrani atau kafiehnya umat Yahudi, sebagaimana yang telah disampaikan allah dalam Al-Quran surat al-ahzab:

Artinya: Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Menggunakan jilbab wajib bagi muslimah, tentunya yang telah memenuhi persyaratan baliqh. Meskipun sudah tahu hukumnya, tidak semua muslimah memutuskan untuk menggunakan jilbab. Ada saja alasan mereka untuk mengacuhkan perintah Allah, ya karena panaslah, ribet, mahal, ga' pantas, belum banyak ilmu dan seabrek alasan lainnya. Kalau nunggu ilmunya banyak sampai kapan, ga' ada barometernya toh! Manusia memang paling pintar buat cari-cari alasan.
Terus untuk anak-anak bagaimana? Hemat saya kalau sedari dini anak kita sudah diajarkan menggunakan jilbab, maka InsyaAllah kelak ketika ia baliqh dan mengerti hukumnya ia akan dengan senang hati menggunakanya. Bukankah ala bisa karena biasa?
Banyak keuntungan yang akan kita peroleh bila kita menggunakan jilbab dan mengajarkan kepada manusia mini, anak kita tentunya. Baik keuntungan langsung maupun keuntungan yang tidak langsung dapat dirasakan. Terhindar dari terpaan angin dan sengatan sinar matahari secara langsung adalah salah satu keuntungan buat si mini kita, selain itu secara tidak langsung kita telah menginvestikan kebajikan dan mengumpulkan pahala buat si mini justru disaat ia belum mengerti hukum wajibnya menggunakan jilbab.
Seperti yang terjadi dengan putri mini saya. Sejak umur 30 hari, kali pertama saya mengajaknya ke rumah neneknya saya telah memakaikan jilbab padanya. Hingga saat itu ia selalu menggunakan jilbab ketika berpergian menggunakan kendaraan bermotor. Suatu waktu ketika melihat keringatnya bercucuran, saya memutuskan unuk melepas jilbabnya ketika berpegian akibatnya kulitnya yang putih dan sensitif malah kering dan mengelupas. Memang setiap anak tidaklah sama jenis kulitnya, tapi mulai saat itu saya semakin yakin jilbab membuatnya lebih terpelihara.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya dengan berjilbab kita telah menginvestasikan kebajikan dan mengumpulkan pahala buat si mini. Allhamdulillah putri mini saya bis berdakwah dengan jilbab yang dikenakannya, meski ia belum tahu arti dan urgensi dakwah. Dalam usia dininya ia telah belajar menyerukan kebajikan dan perintah Allah yakni mengenakan jilbab. Bukankah banyak cara untuk berdakwah seperti yang tergambar dalam Al-Qur'an surat An-Nahl: 125:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Banyak ibu-ibu yang senang melihat putri mini saya mengenakan jilbab, alasan sederhananya ya..karena terlihat lucu, cantik dan aman. Dan tak jarang yang meniru jejak saya untuk mengenakan jilbab pada putri-putri mereka, seperti yang terjadi di lingkungan saya. Artinya jilbab yang dikenakan putri mini saya dapat menarik dan mempengaruhi putri-putri lain atau bahkan ibunya untuk mengenakan jilbab. Ia berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik seperti disebutkan dalam ayat di atas, InsyaAllah.  
Mengajarkan anak berjilbab itu gampang-gampang-susah, karena gampangnya dua kali dan susahnya Cuma satu kali, berarti saya bilang gampang. Asal ada kemauan dan pengertian dari orangtua dan anak.. Awalnya para ibu mungkin akan kesulitan menghadapi anaknya yang menolak dipakaikan jilbab mungkin karena si mini merasa risih atau malah sumuk, tapi jika sudah menjadi kebiasaan hal tersebut akan mudah teratasi. 
Mengajari anak berjilbab tidak bisa dilakukan secara frontal karena apapun yang dilakukan secara mendadak dan tiba-tiba maka InsyaAllah hasilnya tidak akan maksimal dan bertahan lama. Oleh sebab itu kita butuh tahapan-tahapan belajar.
Biasakan anak untuk menggunakan jilbab pada saat-saat tertentu, seperti ketika berpergian atau mengaji di langgar. 
Untuk anak yang sudah bisa diajak bicara dan bertukar pikiran kita bisa memulainya dengan menjelaskan hukum dan cerita tentang enaknya pakai jilbab dengan bahasa yang sederhana. Sedangkan buat si mini kita yang masih ngikutin ibunya, ya tinggal sorong aja. Tapi sekali lagi jangan dengan paksaan.
Karena umurnya yang belum baliqh, belum ada kewajiban untuk berjilbab seutuhnya. Jadi para ibu harus mentolerir kapan saat-saat ia merasa sumuk atau gerah dan ingin melepas jilbabnya. Pun mentolerir saat-saat ia sedang tidak ingin menggunakannya.
Satu hal lagi buat ia nyaman dan kerasan dengan jilbab yang dikenakannya. Caranya dengan memilih jilbab dengan bahan yang tidak bikin sumuk. Selain itu pilih warna-warna kesukaanya atau warna-warna yang senada dengan bajunya, biar si kecil makin pede dengan jilbabnya, sama seperti ibunya.
Terakhir, selalu ada orang yang berada di tepi jurang kebajikan dan keburukan. Orang yang berada di tepi jurang keburukan akan mengiring kita terjerumus dalam jurang keburukan dengan berbagai cara termasuk dengan mencemooh kebajikan yang kita lakukan dan orang yang berada di tepi jurang kebajikan akan senantiasa mengirirng kita ke dalam jurang kebajikan dengan kata-kata bijaknya, tinggal kita yang memilih kelompok mana yang akan kita dengarkan, kebajikan atau keburukan. Artinya jika anda setuju dengan tulisan saya, maka bergegaslah menerapkannya pada putri anda dan jangan pedulikan cemoohan orang yang mengangap anda buruk. Allah akan mencatat setiap kebajikan yang kita lakukan meski hanya sebesar biji sawi amiin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar